Sebuah
Telaga yang saat ini berada di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten
Tulungagung lebih kurang 25 km dari pusat kota Tulungagung ini selain menjadi
sebuah tempat wisata Alam yang menarik tapi juga sebagai sumber air yang
membantu mengairi 4 desa di sekitarnya dan juga memiliki cerita dan mitos yang
berkaitan erat dengan Kabupaten Tulungagung.
Luas Telaga Buret mungkin hanya sekitar 100 meter persegi ini memberikan
banyak manfaat bagi warga sekitar nya,namun kini debit airnya semakin berkurang
seiring dengan semakin berkurangnya debit air tanahnya yang menjadi sumber dari
telaga Buret.
Keberadaan Telaga buret sangat berkaitan dengan tradisi Ulur - ulur
sebagai wujud rasa syukur Warga sekitar telaga Buret pada sang pencipta.
Bahkan
karena sumber air yang begitu melimpah, kawasan 4 desa ini tidak pernah
terhubung dengan saluran irigasi primer yang dipunyai pemerintah. Meski tanpa
irigasi teknis yang modern, sawah-sawah bisa ditanami padi hingga 3 kali dalam
satu tahun. Warga sekitar mengenal masa tanam kedua dengan nama lanyah, masa
tanam kedua bernama gadhu dan masa tanam ketiga disebut konyol. Sebutan konyol karena pada masa tanam
ketiga biasanya tidak pernah ada air dan hanya mengandalkan kenekatan saja.
Namun berkat telaga buret, istilah konyol tidak pernah ada di 4 desa tersebut.
Di saat daerah lain menderita karena kekeringan dan kesulitan air, penduduk 4
desa tersebut tidak pernah merasa khawatir, berkat keberadaan telaga Buret. menurut sebuah pernyataan
warga Tidak ada istilah konyol bagi sawah-sawah si sekitar telaga buret ,
karena sepanjang tahun air terus mengalir menghidupi padi petani. Inilah berkah telaga Buret
bagi warga disana.
0 komentar:
Posting Komentar